Ketika membangun brand, kita sering fokus pada logo, warna, atau desain visual. Namun, ada satu elemen yang sering dianggap sepele padahal sangat memengaruhi persepsi pelanggan: font.
Font bukan sekadar huruf—ia adalah “suara” visual yang berbicara kepada audiens Anda. Font bisa membuat brand terlihat profesional, ramah, mewah, atau bahkan kuno. Karena itu, memilih font yang tepat adalah langkah penting untuk membangun identitas brand yang konsisten.
Mengapa Font Penting untuk Brand?
Membentuk kesan pertama – Font adalah hal yang langsung terlihat, bahkan sebelum orang membaca kata-katanya.
Mencerminkan kepribadian brand – Serius, playful, elegan, atau modern.
Mendukung konsistensi visual – Sama seperti warna brand, font menciptakan identitas yang mudah diingat.
Mempengaruhi keterbacaan – Font yang sulit dibaca bisa merusak pengalaman pelanggan.
Jenis-Jenis Font dan Karakternya
a) Serif
Ciri: Ada “kait” atau garis kecil di ujung huruf.
Kesan: Tradisional, elegan, profesional, berwibawa.
Cocok untuk: Bisnis hukum, keuangan, akademik, atau brand premium.
💡 Contoh: Times New Roman, Georgia, Garamond.
b) Sans Serif
Ciri: Huruf bersih tanpa “kait”.
Kesan: Modern, simpel, mudah dibaca, ramah.
Cocok untuk: Startup, UMKM digital, teknologi, atau brand yang ingin terlihat fresh.
💡 Contoh: Helvetica, Open Sans, Poppins.
c) Script
Ciri: Mirip tulisan tangan atau kaligrafi.
Kesan: Personal, artistik, feminin, emosional.
Cocok untuk: Brand kecantikan, kafe, undangan, atau produk handmade.
💡 Contoh: Pacifico, Lobster, Great Vibes.
d) Display / Decorative
Ciri: Font unik dengan gaya khas, biasanya untuk judul.
Kesan: Kreatif, playful, berani.
Cocok untuk: Brand yang ingin tampil beda, iklan, poster, atau produk anak-anak.
💡 Contoh: Bebas Neue, Impact, Comic Neue.
Cara Memilih Font yang Tepat untuk Brand Anda
1. Kenali identitas brand Anda
Serius atau santai?
Premium atau terjangkau?
Tradisional atau modern?
2. Utamakan keterbacaan
Hindari font yang cantik tapi sulit dibaca, terutama untuk teks panjang.
3. Gunakan kombinasi font
Satu font untuk heading (tebal/unik).
Satu font untuk body text (sederhana & mudah dibaca).
👉 Batasi maksimal 2–3 font agar tetap konsisten.
4. Pastikan konsistensi di semua media
Font yang dipakai di website sebaiknya sama dengan font di brosur, media sosial, atau kemasan.
5. Uji coba dengan audiens
Tampilkan beberapa opsi font ke orang yang sesuai target pasar, lalu lihat reaksi mereka.
Contoh Pemilihan Font Berdasarkan Industri
Startup Teknologi: Sans Serif (modern, clean) → Poppins, Roboto.
Bisnis Kuliner: Kombinasi Sans Serif + Script (ramah & personal).
Fashion Premium: Serif + Sans Serif tipis (elegan & mewah).
Kreatif/Anak-anak: Display (fun, unik) + Sans Serif (untuk teks pendukung).
Kesimpulan
Memilih font bukan sekadar soal estetika, tapi soal bagaimana pelanggan merasakan brand Anda. Serif bisa membuat bisnis terlihat berwibawa, Sans Serif memberi kesan modern, Script menghadirkan sentuhan personal, sementara Display membuat brand tampak berani.
Dengan memilih font yang sesuai identitas, konsisten, dan mudah dibaca, Anda bisa membangun citra brand yang kuat sekaligus mudah diingat.