UI/UX sering dianggap “urusan desainer” atau “cuma soal estetika”. Akibatnya, banyak pemilik bisnis—termasuk startup dan UMKM—yang terjebak dalam mitos yang justru menghambat pertumbuhan.
Mari kita bongkar 5 mitos paling umum (dan paling berbahaya) tentang UI/UX.
Mitos 1: “UI/UX Itu Cuma Soal Desain yang Cantik”
Banyak yang mengira UI/UX hanya tentang memilih warna, font, atau ikon. Padahal, UI/UX adalah strategi bagaimana pengguna memahami, merasakan, dan akhirnya membeli produk Anda.
Desain cantik tanpa alur yang jelas ibarat toko mewah dengan tata letak yang membingungkan—pelanggan masuk, tapi cepat keluar.
Fakta: UI/UX yang efektif memandu pengguna dari langkah pertama hingga keputusan akhir, sambil mengurangi kebingungan dan gesekan.
Mitos 2: “Kalau Produk Bagus, Desain Nggak Penting”
Produk memang bisa menjadi alasan orang bertahan, tapi desain yang buruk sering menjadi alasan orang tidak pernah mencoba.
Bayangkan aplikasi kesehatan yang fitur-fiturnya lengkap, tapi tombol dan menunya sulit ditemukan. Kebanyakan orang akan menyerah sebelum melihat manfaatnya.
Fakta: UI/UX adalah jembatan yang menghubungkan potensi produk dengan pengalaman nyata pengguna.
Mitos 3: “UI/UX Itu Investasi Sekali Selesai”
Banyak pemilik bisnis ingin “sekali desain, langsung beres”. Padahal, kebutuhan pengguna dan tren teknologi selalu berubah.
UI/UX yang tidak di-update akan terasa ketinggalan zaman dan bisa membuat pengguna beralih ke kompetitor yang lebih responsif.
Fakta: UI/UX adalah proses berkelanjutan—harus diuji, diperbarui, dan dioptimalkan seiring pertumbuhan bisnis.
Mitos 4: “UX Hanya Penting untuk Perusahaan Besar”
Justru startup dan UMKM yang paling diuntungkan dari UX yang baik. Dengan sumber daya terbatas, setiap interaksi dengan pengguna harus dimaksimalkan.
UX yang baik bisa membuat bisnis kecil terlihat profesional dan membuat pengguna percaya, bahkan sebelum mereka mengenal brand Anda lebih jauh.
Fakta: UX adalah cara bersaing yang adil bagi bisnis kecil untuk tampil setara dengan pemain besar.
Mitos 5: “UX Bisa Ditebak Tanpa Data”
Beberapa pemilik bisnis percaya mereka “tahu” apa yang diinginkan pengguna hanya berdasarkan intuisi. Sayangnya, intuisi sering bias.
UX yang efektif lahir dari data nyata: hasil survei, heatmap, A/B testing, dan feedback langsung.
Fakta: Desain yang Anda sukai belum tentu yang paling efektif untuk konversi atau retensi pengguna.
Kesimpulan
Membongkar mitos UI/UX bukan sekadar soal meluruskan pemahaman—ini tentang melihat desain sebagai alat pertumbuhan bisnis.
Dengan memahami bahwa UI/UX adalah proses strategis berbasis data dan kebutuhan pengguna, pemilik bisnis bisa membuat produk yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga efektif, efisien, dan menguntungkan.